Rabu, 17 Juli 2013

Home » Tempo.co News Site: Buka Sasi, Nelayan di Raja Ampat Panen Teripang

,
Tempo.co News Site
daily news from tempo.co // via fulltextrssfeed.com
Buka Sasi, Nelayan di Raja Ampat Panen Teripang
Jul 17th 2013, 06:43

TEMPO.CO, Jakarta - Aturan adat sasi memberi berkah tersendiri bagi masyarakat nelayan kampung Folley di Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Misool, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Mereka memanen teripang senilai Rp 50 juta hanya dalam rentang waktu empat hari sejak sasi adat dan gereja dibuka pada pertengahan Juni lalu.

Hasil tangkapan masyarakat selama buka sasi di area konservasi seluas 82 hektare itu mencapai 1.338 ekor dengan panjang tubuh 15-20 sentimeter. Selama sasi dibuka, tercatat 20 nelayan yang rata-rata tangkapan di setiap perahunya mencapai 67 teripang per malam.

Tokoh adat kampung Folley, Yohanes Fadimpo, mengaku puas dengan hasil ini karena sejak 2011 masyarakat adat di kampungnya telah berinisiatif untuk melestarikan sumber daya alam laut lewat sasi. "Tradisi ini kami pertahankan untuk menjaga sumber daya laut agar tetap berlimpah," kata dia, Rabu, 17 Juli 2013.

Dalam kegiatan buka sasi, masyarakat nelayan didampingi oleh tim monitoring The Nature Conservancy (TNC) yang memberikan masukan teknis ihwal ukuran biota yang sebaiknya ditangkap, pemantauan hasil tangkapan, serta perkiraan pendapatan selama buka sasi berlangsung.

"Hasil buka sasi perdana ini melebihi perkiraan kami sebelumnya," ujar Direktur Program Kelautan TNC Indonesia Abdul Halim. Berdasarkan data TNC, penerapan sasi dan zonasi terbukti memberikan nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat serta berperan penting untuk keberlanjutan sektor perikanan tradisional.

Kearifan lokal masyarakat untuk menjaga serta melindungi sumber daya laut dan darat di wilayah Raja Ampat melalui sasi adat telah diterapkan turun-menurun sejak zaman nenek moyang.

Pada November tahun lalu, masyarakat adat Pulau Misool mengukuhkan kepedulian mereka terhadap pelestarian sumber daya laut lewat upacara adat Timai untuk mendeklarasikan zonasi KKLD Misool Timur Selatan yang mencakup area seluas 366 ribu hektare. Dari luas total KKLD itu, sekitar 82 hektare di antaranya didedikasikan menjadi wilayah sasi oleh masyarakat kampung Folley.

Kearifan lokal semacam sasi menjadi penting bagi Raja Ampat yang diakui sebagai pusat keragaman hayati laut dunia. Kepulauan di bagian ujung barat laut Papua Barat, ini terletak tepat di jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) yang mencakup wilayah perairan laut enam negara.

Kajian ekologis yang dilakukan TNC dan Conservation International (CI) menunjukkan Raja Ampat merupakan rumah bagi 75 persen jenis terumbu karang dunia. Tak kurang dari 553 jenis terumbu karang dan 1.437 jenis ikan karang hidup di lokasi ini.

Pada 2006, pemerintah kabupaten Raja Ampat, bersama masyarakat lokal, TNC dan CI, menjadi pemerintah daerah pertama yang mendeklarasikan jejaring KKLD. Kawasan konservasi ini secara global telah diakui sebagai sebuah perangkat yang efektif untuk menopang perikanan berkelanjutan, melindungi habitat laut penting, dan menjamin mata pencaharian masyarakat lokal. Saat ini terdapat tujuh KKLD dalam jejaring yang meliputi lebih dari satu juta hektare wilayah pesisir dan laut.

MAHARDIKA SATRIA HADI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions